Rabu, 29 September 2010

Troubleshooting Speedy

Apakah anda berlangganan internet speedy di rumah atau kantor? jika iya mungkin anda pernah mengalami seperti yang saya alami yakni kadang-kadang kita tidak bisa konek, yang mungkin penyebabnya kita tidak tahu kok tiba-tiba internet mati. Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk memperbaiki koneksi internet kita sebelum kita putus asa atau menyerah dan memanggil teknisi jaringan atau memanggil teknisi speedy langsung yang mungkin datangnya tidak secepat yang kita harapkan.

Pada kasus pertama. Speedy anda tidak di-sharing, anda hanya melakukan koneksi internet langsung dari modem+router speedy, tanpa melalui hub/switch, ataupun server. Jika koneksi internet anda tiba-tiba mati (dalam hal ini speedy) lakukan langkah-langkah sebagai berikut :

  1. Restart modem speedy anda, kemudian coba melakukan koneksi lagi. Jika belum bisa,
  2. Cek jaringan fisiknya seperti Kabel Lan dan Line Telp-nya, Apakah LAN lepas/kendor dan line telp bisa digunakan untuk nelp ke luar…Jika sudah dipastikan ok, coba lagi konek…Jika belum bisa,
  3. Coba masuk ke setting-an modem anda dan lihat dibagian WAN, cari di sana kira-kira apa penyebabnya. Caranya ketikkan alamat router speedy anda (defaultnya: http://192.168.0.1). Jika langkah ini anda tidak bisa langsung aja ke langkah ke-3. Ulangi setting WAN dengan memasukkan username speedy dan password anda, dan sedikit setting2-nya.
  4. Panggil teknisi jaringan/komputer atau teman anda yang mengerti atau langsung saja komplain ke speedy telkom (telp : 147) request supaya teknisi-nya datang. Segeraaaaaaa!

Pada kasus kedua. Speedy anda di-sharing menggunakan hub/switch, web-proxy(spt. mikrotik, squid), bahkan menggunakan hotspot/wifi. sebelum sampai ke rumah anda. Jadi dalam hal ini saya anggap anda pada posisi terakhir. Jalur internet sudah melalui modem+router–>webproxy–>switch1–>akses point1–>client akses point–>swith2–>akses point2->anda. wakakakka..
Langkah-langkah yang harus anda lakukan jika pleeek…internet mati, kok nggak nyambung nih adalah :

  1. Segera telp/sms admin jaringan anda supaya mengecek koneksi internet anda. Hahahha anda tinggal siapkan saja snack + minuman + makanan ++, kalo nggak mau seperti itu coba…
  2. Analisa sendiri matinya dimana, cek dari belakang (dari komputer anda),
  3. Cek komputer anda apakah wifi atau lan card yang anda gunakan sudah dihidupkan, jika ok…
  4. Cek jalur berikutnya, cek akses point anda…mungkin masalahnya di sana. Cek secara fisik dan application. Secara fisik lihat koneksi dan powernya, secara aplikasi lihat settinga-an di dalamnya dengan mengakses-nya, Dari settingan di dalam-nya juga sudah tahu apakah akses point anda nyambung ke switch atau tidak, jika sudah ok…
  5. Cek Switch1 apakah hidup dan koneksi fisik ok…siapa tahu kabel LANnya putus digigit tikus, soalnya ini kejadian di tempat saya…gara-gara kabel lan di taruh di atas…dimakan tikus! jika sudah ok…
  6. Cek Client Akses Point, apakah hidup?, apakah dapat sinyal dari Akses point1, apakah sudah benar settingan-nya dan sudah terhubung…jika sudah ok…lanjut…
  7. Cek Switch1…Cek Webproxy, Cek Modem…jika belom bisa telp teknisi speedy…mungkin lagi gangguan….
  8. Kalo mau cepat, tidak mesti mengikuti langkah-langkah di atas, biasanya sekali cek salah satu alat tersebut sudah bisa menyimpulkan putusnya di mana…kalo sudah terbiasa putus khan…Coba langsung cek aja dari webproxy….pasti sudah ketahuan dimana putusnya…tapi yang punya akses khan hanya terbatas orang tertentu saja (alias admin.)….

Minggu, 26 September 2010

jepara jaman dulu




WANITA yang gagah berani (De Krange Dame). Raha Jepara, seorang perempuan kaya dan memiliki pengaruh besar (Rainha de Jepara senhora Poderosa e rice)”.

Demikianlah De Ceuto, seorang penulis kebangsaan Portugis menyebut Ratu Kalinyamat (1549-1579) dalam bukunya “Da Asia” sebagaimana terbeber dalam situs resmi Pemerintah Kabupaten Jepara.

Sebutan Retna Kencana, nama Ratu Kalinyamat yang juga masyhur di masyarakat Portugis tersebut seakan mewakili nama besar Jepara kala itu, konon pada abad XVI bernama Ujung Muara, kemudian berubah menjadi Jungmara dan akhirnya menjadi Japara atau Jepara.

70 tahun sebelumnya, tepatnya pada 1470, nama besar Jepara sudah mafhum. Yaitu kala pemerintahan Jepara kali pertama di bawah kekuasaan Arya Timur, seorang pedagang asal Kalimantan Barat yang pindah ke Maluku dan akhirnya menetap di Jepara.

Bandar besar di Jepara yang strategis untuk lalu lintas perdagangan Nusantara menjadi pertanda di masa ini. Setelah kemudian pada 1507-1512, pemerintahannya estafet kepada Pati Unus. Paling tidak, itu yang dikemukakan Tome Pires dalam “Suma Oriental”.

Pada rentang 34 tahun berikutnya, terjadi kemelut di Kesultanan Demak, dengan tewasnya Sultan Trenggana dalam sebuah ekspedisi militer di Panarukan (1546).

Pascaperistiwa itu, terjadi perebutan kekuasaan di Demak. Sunan Prawoto sebagai penerus Sultan Trenggana dibunuh Arya Penangsang yang ingin merebut tahta Demak. Salah seorang menantu Sultan Trenggana, yaitu Sultan Hadlirin (suami Ratu Kalinyamat) juga tewas olehnya.

Inilah yang membuat Ratu Kalinyamat bertapa di Danareja, daerah Keling Jepara. Alhasil, pada 1549 Arya Penangsang tewas oleh Danang Sutawijaya -putra angkat Pangeran Hadiwijaya (menantu Sultan Trenggana lainnya)- yang kemudian menjadi cikal bakal Kerajaan Mataram Islam.

Sejarah Persijap


pada 28 Agustus 1973, di Salatiga digelar partai puncak perebutan Piala Makutarama. Dua tim bertetangga dari daerah pesisir utara Pulau Jawa, Persijap Jepara dan Persipa Pati berjuang mati-matian untuk menjadi juara.

Langit cerah, dan tak ada pertanda hujan akan turun saat wasit Dardiri asal Salatiga meniup peluit isyarat kick off babak pertama dimulai. Di babak pertama, Kamal Djunaidi, seorang striker muda Persijap menunjukkan kelasnya sebagai ujung tombak tim. Gerakannya lincah, agresif, dan variatif. Suatu saat di babak pertama itu, tendangannya menggetarkan jala lawan, dan kedudukan tetap 1-0 hingga 45 menit pertama berakhir.

Ketika kaki Syarief KS, kapten tim Persijap, menggelindingkan bola kick off babak kedua, langit gelap oleh mendung yang menggelayut. Suara halilintar datang bertubi, memekakkan ribuan pasang telinga yang memadati stadion. Saat itulah, di lapangan terlihat api berkobar.

Hampir semua pemain tergeletak, termasuk wasit Dardiri. Syarif KS masih berdiri terpaku, tak mafhum apa yang baru saja terjadi. Tubuh Kamal Djunaidi yang semula lincah terlihat mengepulkan asap. Kaus kaki, sepatu, dan celananya terkoyak api. Tujuh anggota skuad Persijap lainnya luka bakar parah. Hanya Kamal Djunaidi, pemuda asal Kelurahan Panggang yang meninggal di tengah lapangan. Api halilintar itu mengakhiri kariernya di tim yang sangat dicintainya.

Tapi, hembusan nafas terakhirnya menorehkan prestasi gemilang. Kedudukan 1-0 itu membuat Persijap berhak memboyong Piala Makutarama. Nama Kamal Djunaidi kemudian diabadikan menjadi nama stadion untuk mengenang pengorbanan, spirit, sekaligus prestasi yang pernah diukir pahlawan bola bagi masyarakat Jepara tersebut.

Tak hanya itu, tulisan Diego de Ceuto asal Portugis tentang perjuangan Ratu Kalinyamat mengusir penjajah pada 1550 juga menjadi inspirasi bagi klub berkostum merah merah tersebut. Ratu Kalinyamat merupakan putri
Sultan Trenggono dari Demak. Dia terkenal sebagai ratu yang gagah berani dan rupawan serta memiliki jiwa patriotiksme antipenjajah. Hal itu dibuktikan dengan pengiriman armada perangnya ke Malaka guna menggempur Portugis pada tahun 1551 dan tahun 1574. Sekitar 2.000 dari 4.000 prajurit Ratu Kalinyamat gugur. Mereka berani mati untuk sebuah perjuangan.

Atas keberaniannya itu, maka bangsa Portugis lantas menyebut Sang Ratu Kalinyamat sebagai De Krange Dame atau wanita yang gagah berani. Bahkan seorang penulis bangsa Portugis dalam bukunya Da Asia menyebut diri
Ratu Kalinyamat sebagai Rainha de Jepara , senhora Poderosa e rice (Raja Jepara, seorang perempuan yang kaya dan mempunyai kekuasaan besar). Sekarang, nama Ratu Kalinyamat digunakan sebagai julukan tim dari kota ukir tersebut.

Memang,selain terkenal sebagai kota kerajinan ukir kayu, sudah sejak lama kota Jepara dikenal memiliki publik yang sangat antusias dan bersemangat dengan sepakbola. Tak mengherankan, jika sejak Persijap berdiri pada tahun 1960, tim ini selalu mendapat dukungan yang kuat dari masyarakat Jepara.

Prestasi Persijap cukup mengkilat di tingkat yunior dengan keberhasilan tim yunior mereka beberapa kali menjadi juara Piala Suratin pada tahun 1982, 1998, dan 2002. Sayang di tingkat senior, prestasi Persijap belum mengesankan. Persijap merupakan tim yang sejak lama berkutat dengan kompetisi Divisi I Liga Indonesia.

Baru pada pentas Divisi I Liga Indonesia 1999/2000 Persijap berhasil merengkuh tiket promosi. Persijap berhasil menjuarai Grup Tengah I mengungguli Perseden, Mitra Surabaya, PSJS, dan Perserang, untuk lolos ke babak 8 besar. Bertanding di depan publik sendiri, Persijap berhasil menduduki peringkat 2 Grup B Babak 8 Besar untuk memastikan promosi ke Divisi Utama. Persijap akhirnya hanya menempati peringkat keempat setelah pada semifinal yang digelar di Stadion Benteng, Persijap dikalahkan Persita Tangerang, dan kalah dari Persikabo Bogor dalam perebutan tempat ketiga.

Sayangnya aksi Persijap di Divisi Utama Liga Indonesia 2001 hanya berlangsung setahun. Diwarnai dengan pergantian pelatih, Persijap harus kembali ke Divisi I setelah terpaut dua poin setelah hanya menempati peringkat ke-12 dari 14 peserta. Tak mau menyerah, Persijap berusaha keras untuk kembali naik ke Divisi Utama dengan persiapan tim yang matang dan perekrutan pemain yang berpengalaman. Selama tiga tahun berturut-turut Persijap selalu disegani di Divisi I, dan lolos dari penyisihan grup. Sayang prestasi Persijap selalu mentok di babak penentuan.

Perubahan jumlah peserta Divisi Utama pada Liga Indonesia memberikan berkah bagi Persijap. Tiket promosi gratis diberikan oleh PSSI, sehingga Persijap kembali berlaga di kasta tertinggi sepakbola Indonesia. Langkah Persijap tidak terlalu menggembirakan, dan terseok seok menghadapi persaingan di Liga Indonesia. Beruntung di saat saat akhir, Persijap berhasil lepas dari bayangan suram degradasi pada tahun 2001.